Kamis, 18 Juni 2009

MEMULAI BAND INDIE


Judul Buku: Memulai Band Indie
Penulis: YY “Ballerina’s Killer”
ISBN: 978-602-8350-65-5
Tebal: 144 hal + xvii
Ukuran: 14,5 x 23 cm
Kategori: Musik
Harga: 39.800,-
Penerbit: Masmedia Buana Pustaka Sidoarjo
Distributor Wilayah Yogyakarta dan Jateng:
CV. DIANDRA PRIMAMITRA MEDIA
0274-871159, 081578784085, diandramitra@gmail.com


Sekilas Tentang Isi Buku:
Kita sudah sering mendengar tentang band indie, baik mendengar nama band-band tersebut, maupun lagu-lagu mereka yang kebanyakan unik. Juga sepak terjang para personelnya yang kadang bagi orang awam dinilai di luar batas normal dan standar band band biasa pada umumnya. Alcan tetapi, inilah media perlawanan mainstream yang paling efektif, saat ide- ide segar dan kneatif tak mampu berkompromi dengan pelaku dan pasar mainstream.

Banyak band-band barn yang bermunculan bagai jamur di musim penghujan. Semangat jiwa muda yang masih idealis dan semangat untuk menemukan jati din tak mampu lagi terbendung, sedangkan pasar mainstream masih hams tunduk pada keinginan pasar. Diakui atau tidak, inilah yang menjadi alasan bagi band- band tersebut untuk mencari jalur alternatifbaru, merekam sendiri, mendistribusikan sendini, me-manage, dan mempromosikan sendiri. Inilah yang biasa disebut jalur independen, yang disingkat menjadi indie.
Marc Ferrari, gitaris band rock Keel, Cold Sweat, Medicine Wheel, dalam bukunya yang berjudul Rockstar 101 menggambarkan bisnis musik seperti ini: “Seseorang bisa men yamakan karir dalam bisnis musik dengan pekerjaan melatih singa. Bisnis musik bisa menjadi hewan Iiarnya: kejam, lapar, tak kenal ampun, dan mampu mencabikcabik mereka yang tidak siap. Bahkan pelatih yang paling berpengalaman pun harus selalu waspada karena kepalanya bisa saja diremukkan oleh rahang hewan itu. Tentu saja, sang pelatih bisa menjinakkannya, mengajarinya berbagai macam trik, atan berpura pura berkawan den gannya. Tetapi di balik penampakan mar itu, terdapat makhluk ganas pemakan daging yang hanya memikirkan bagaimana cara bertahan hidup. Jika kamu berada di posisi orang yang ingin menjadi pelatih dalam bisnis musik i, kamu hanis tahu risiko-risikonya. Untuk meminimalkan kegagalanmu, kamu harus memahamj sfat hewan buas itu. Kamu harus tahu kecenderungankecenderungany dan mengantisipasi setiap gerakannya. Kamu harus tahu di mana posisimu dalam hubungannya dengan dirimu. Kamu harus sepenuhnya men yadari faktor apa pun yang akan memengaruhi hasil yang kamu terima. Industrj rekaman terkenal dapat mengunyah korbannya, lantas memuntahkannya dalam keadaan nyaris tak bernyawa. Kamu mungkin bisa lobs, tapi yang sering terjadi adalah kamu akan mengalami demoralisasi, kebaparan, bahkan mendekatj kematjan artistik. Tapi jika kamu inasuk ke dalam kandang dalam kondisi siap tempur dan bersenjatakan segenap senjata yang kamu miliki, kamu akan punya peluang yang lebih besar untuk lobs tanpa tergores sedikit pun. Bagaimanapun juga, sebebum terjun ke dalam pertempuran itu, tan yakan kepada dirimu sendiri: apakah kamu sungguhsunggu siap? Karir dalam industri hiburan bisa luar biasa menggairahkan dan menguntimgkan. Tak terhitung ban yaknya orang yang bermimpi menjadi bintang rock, bintang film, atau bintang olahraga ketika mereka masih muda. Tetapi selain butub kerja keras, pen gorbanan, dan penghematan, jalan menuju karir hiburan biasanya penuh dengan ketidakpastjan dan kekecewaan. Tidak semua orang siap dengan itu, dan mereka yang tidak tahan dengan kesuljtan atau kegagalan berulangulang mungkin bebih cocok untuk karir bainnya. Kita semua pernah mendengar kisah mereka yang bunuh din karena tertekan menghadapj kegagaban yang berulang kali, jadi sedikit persiapan mental akan bermanfaat dalam jangka panjang dan akan membanj-umu untuk terus maju.”

Dani dan band SuckMe menggambarkan secara singkat perkembangan musik jalur alternatif mi sebagai berikut:
Ada begitu banyak band-band baru yang bermunculan dengan berbagai unsur-unsur musik mendoktrin secara langsung maupun tidak langsung parapenikmat musik, di mana pun mereka berada.

Kita semua tahu bahwa era Grunge —yang dipelopori Nirvana, meskipun kita tahu bahwa sebenarnya The Melvins dan Sonic Youth yang men gawalinya— muncul pada awal tahun 90- an dan mendominasi dunia.

Selanjutnya Pearl Jam, Alice in Chains, Mudhoney, Soundgarden, hingga ke Foo Fighters dan Silverchair pun ikut merarnaikan.
Era mi pun runtuh dan diambil alih oleh dominasi para numetal yang dipebopori oleh Korn, Limp Bizkit, dan lain-lain di awal 2000. Di bagian dunia lain, gelombang indie pun tak terelakkan. Mulai dan band veteran L7 era 9o-an, Jimmy Eat World, The Datsun, Sick of It All, Str jfe, Hate Breed, Caliban, Jane, Walls ofJerrico, Poison the Well, Finch, The Used, The White Stripe, Saosin, Funeral for A Friend, sampai era Fall Out Boy sekarang bersama Underouth, Panic! At the Disco, dan lain-lain.

Menurut gw, jujur aja, Musik = Daur Liking. Jadi dan waktu ke waktu selalu ada era-era baru. Dan Metal zamanjadul Pantera sampe ke Hatebreed. Dan Rock n Roll The Beatles sampe ke The White Stripe. Dan Alternatif Rock Foo Fighters sampe ke Panic! At the Disco ataupun Fall Out Boy. Dan Punk Rock Rancid sampe ke The Living End, atau Punk Pop Greenday ke Punk Pop Melodic Blink 182. Dan Mighty Mighty Boston sampe ke Save Furris. l)ari Finch ke Saosin atau pun The Used.

Di Indonesia sendirf terjadi perubahan besar meskipzrn sedikit demi sedikit, seiring dengan menjarnurnya musik cutting edge yang semakin dewasa dan berkualitas, serta sangat pesat perkembangannya belakangan mi. Man kita flashback ke Era God Bless ataupun bernostalgia den gan Koes Plus dan D’Loyd. Menurut gw, para musisi inilah yang membangun musik Indonesia, meskipun tidak secara keseluruhanan.

Regenerasi selanjutnya diikuti oleh Edane, Dewa 19, Slunk, etc di dalamjalur mainstream. Di sisi lain, Ombat dun Tengkorak-nya menggema di Asia-Eropa dengan di release-nya album- album mereka di luar negeri. Diikuti dengan Betrayer dkk. Dengan attitude bawah tanahnya. Seinakin han semakin gak karuan, saking ban yaknya band band indie Indonesia. Dan era Late 90’s Naviczila, Toilet Sounds, Pure Saturday, Waiting Room, sampe ke era Jakarta Flame sekarang.

Di belahan lain, Klepto Opera mendoktrjn penikmat musik dengan Sickness Performance dan Lyric Dramatic-ya, ataupun Seek Six Sick dengan Experimental Noise Rock-nya. Seringai, The Upstairs, Sajama Cut, TheAdams, dan Sore —yang rutin bermain di gigs DlYmaupun acara-acara anakSMji— sedangkan Purgatory, Fall, Killed By Butterfly, Dagger Stab, Fist of Theraphy, sampai ke Jakarta Flame konstan den gun attitude mereka masing-masing.
Kalau disebutkan satu-satu mungkin gak akan muat ditulis, tetupi mereka semua adalah cermin dan musisi-musisi indie Indonesia masa kini.

The Changcuters, The S.I.G.I.T, dan Vincent Vega pun merupakan gelombang dan Bandung Scene saat mi. Banyak band- band lokal lainnya yang mulai dengan gelombang generasi barn, seperti Bolong, Suck Me, Ballerina’s Killer, Got Id, Alien Sick, Pain Killer, Friday, Sporadic Bliss, People Noid, To Die, Stronger Than Before, Mortal Combat, Morning Calm, dan lain-lain.

Buku mi akan mengulas tentang bagaimana memulai sebuah band indie, bagaimana memilih nama, sound dan karakter yang tepat, merekam lagu-lagu karya sendiri, menduplikasi atau memperbanyak hasil demo rekaman, melakukan promosi dengan murah namun efektif, mendistribusikan dengan jalan memotong prosedur distribusi yang sudah lazim, dan terakhir, bagaimana cara memanajeri sebuab band indie.
Di tengah hiruk-pikuknya bisnis industri musik, semoga buku mi bisa menjadi peta bagi kegairahan jiwa muda untuk terus berkarya, tanpa takut terdikte atau tidak terapresiasi karena secara garis besar buku mi mencoba mengatakan, “Kerjakan sendiri semuanya karena kamu bisa!” Semoga bermanfaat!

DAPATKAN BUKU INI WILAYAH DIY DAN JAWA TENGAH DI:
1. TB. GRAMEDIA
2. TB. TOGA MAS
3. TB. SOCIAL AGENCY
4. TB. SEKAWAN
5. TB, ANDI STAR
6. TB. PERINTIS
7. TB. ALFA MEDIA
8. TB. MERBABU
9. TB. JBB PURWOKERTO
10. TB. GANSEHA
11. OUTLET-OUTLER MUSIK
12. DAN OUTLET TOKO BUKU LAINNYA.

Tidak ada komentar: