Kamis, 18 Juni 2009

MEMULAI BAND INDIE


Judul Buku: Memulai Band Indie
Penulis: YY “Ballerina’s Killer”
ISBN: 978-602-8350-65-5
Tebal: 144 hal + xvii
Ukuran: 14,5 x 23 cm
Kategori: Musik
Harga: 39.800,-
Penerbit: Masmedia Buana Pustaka Sidoarjo
Distributor Wilayah Yogyakarta dan Jateng:
CV. DIANDRA PRIMAMITRA MEDIA
0274-871159, 081578784085, diandramitra@gmail.com


Sekilas Tentang Isi Buku:
Kita sudah sering mendengar tentang band indie, baik mendengar nama band-band tersebut, maupun lagu-lagu mereka yang kebanyakan unik. Juga sepak terjang para personelnya yang kadang bagi orang awam dinilai di luar batas normal dan standar band band biasa pada umumnya. Alcan tetapi, inilah media perlawanan mainstream yang paling efektif, saat ide- ide segar dan kneatif tak mampu berkompromi dengan pelaku dan pasar mainstream.

Banyak band-band barn yang bermunculan bagai jamur di musim penghujan. Semangat jiwa muda yang masih idealis dan semangat untuk menemukan jati din tak mampu lagi terbendung, sedangkan pasar mainstream masih hams tunduk pada keinginan pasar. Diakui atau tidak, inilah yang menjadi alasan bagi band- band tersebut untuk mencari jalur alternatifbaru, merekam sendiri, mendistribusikan sendini, me-manage, dan mempromosikan sendiri. Inilah yang biasa disebut jalur independen, yang disingkat menjadi indie.
Marc Ferrari, gitaris band rock Keel, Cold Sweat, Medicine Wheel, dalam bukunya yang berjudul Rockstar 101 menggambarkan bisnis musik seperti ini: “Seseorang bisa men yamakan karir dalam bisnis musik dengan pekerjaan melatih singa. Bisnis musik bisa menjadi hewan Iiarnya: kejam, lapar, tak kenal ampun, dan mampu mencabikcabik mereka yang tidak siap. Bahkan pelatih yang paling berpengalaman pun harus selalu waspada karena kepalanya bisa saja diremukkan oleh rahang hewan itu. Tentu saja, sang pelatih bisa menjinakkannya, mengajarinya berbagai macam trik, atan berpura pura berkawan den gannya. Tetapi di balik penampakan mar itu, terdapat makhluk ganas pemakan daging yang hanya memikirkan bagaimana cara bertahan hidup. Jika kamu berada di posisi orang yang ingin menjadi pelatih dalam bisnis musik i, kamu hanis tahu risiko-risikonya. Untuk meminimalkan kegagalanmu, kamu harus memahamj sfat hewan buas itu. Kamu harus tahu kecenderungankecenderungany dan mengantisipasi setiap gerakannya. Kamu harus tahu di mana posisimu dalam hubungannya dengan dirimu. Kamu harus sepenuhnya men yadari faktor apa pun yang akan memengaruhi hasil yang kamu terima. Industrj rekaman terkenal dapat mengunyah korbannya, lantas memuntahkannya dalam keadaan nyaris tak bernyawa. Kamu mungkin bisa lobs, tapi yang sering terjadi adalah kamu akan mengalami demoralisasi, kebaparan, bahkan mendekatj kematjan artistik. Tapi jika kamu inasuk ke dalam kandang dalam kondisi siap tempur dan bersenjatakan segenap senjata yang kamu miliki, kamu akan punya peluang yang lebih besar untuk lobs tanpa tergores sedikit pun. Bagaimanapun juga, sebebum terjun ke dalam pertempuran itu, tan yakan kepada dirimu sendiri: apakah kamu sungguhsunggu siap? Karir dalam industri hiburan bisa luar biasa menggairahkan dan menguntimgkan. Tak terhitung ban yaknya orang yang bermimpi menjadi bintang rock, bintang film, atau bintang olahraga ketika mereka masih muda. Tetapi selain butub kerja keras, pen gorbanan, dan penghematan, jalan menuju karir hiburan biasanya penuh dengan ketidakpastjan dan kekecewaan. Tidak semua orang siap dengan itu, dan mereka yang tidak tahan dengan kesuljtan atau kegagalan berulangulang mungkin bebih cocok untuk karir bainnya. Kita semua pernah mendengar kisah mereka yang bunuh din karena tertekan menghadapj kegagaban yang berulang kali, jadi sedikit persiapan mental akan bermanfaat dalam jangka panjang dan akan membanj-umu untuk terus maju.”

Dani dan band SuckMe menggambarkan secara singkat perkembangan musik jalur alternatif mi sebagai berikut:
Ada begitu banyak band-band baru yang bermunculan dengan berbagai unsur-unsur musik mendoktrin secara langsung maupun tidak langsung parapenikmat musik, di mana pun mereka berada.

Kita semua tahu bahwa era Grunge —yang dipelopori Nirvana, meskipun kita tahu bahwa sebenarnya The Melvins dan Sonic Youth yang men gawalinya— muncul pada awal tahun 90- an dan mendominasi dunia.

Selanjutnya Pearl Jam, Alice in Chains, Mudhoney, Soundgarden, hingga ke Foo Fighters dan Silverchair pun ikut merarnaikan.
Era mi pun runtuh dan diambil alih oleh dominasi para numetal yang dipebopori oleh Korn, Limp Bizkit, dan lain-lain di awal 2000. Di bagian dunia lain, gelombang indie pun tak terelakkan. Mulai dan band veteran L7 era 9o-an, Jimmy Eat World, The Datsun, Sick of It All, Str jfe, Hate Breed, Caliban, Jane, Walls ofJerrico, Poison the Well, Finch, The Used, The White Stripe, Saosin, Funeral for A Friend, sampai era Fall Out Boy sekarang bersama Underouth, Panic! At the Disco, dan lain-lain.

Menurut gw, jujur aja, Musik = Daur Liking. Jadi dan waktu ke waktu selalu ada era-era baru. Dan Metal zamanjadul Pantera sampe ke Hatebreed. Dan Rock n Roll The Beatles sampe ke The White Stripe. Dan Alternatif Rock Foo Fighters sampe ke Panic! At the Disco ataupun Fall Out Boy. Dan Punk Rock Rancid sampe ke The Living End, atau Punk Pop Greenday ke Punk Pop Melodic Blink 182. Dan Mighty Mighty Boston sampe ke Save Furris. l)ari Finch ke Saosin atau pun The Used.

Di Indonesia sendirf terjadi perubahan besar meskipzrn sedikit demi sedikit, seiring dengan menjarnurnya musik cutting edge yang semakin dewasa dan berkualitas, serta sangat pesat perkembangannya belakangan mi. Man kita flashback ke Era God Bless ataupun bernostalgia den gan Koes Plus dan D’Loyd. Menurut gw, para musisi inilah yang membangun musik Indonesia, meskipun tidak secara keseluruhanan.

Regenerasi selanjutnya diikuti oleh Edane, Dewa 19, Slunk, etc di dalamjalur mainstream. Di sisi lain, Ombat dun Tengkorak-nya menggema di Asia-Eropa dengan di release-nya album- album mereka di luar negeri. Diikuti dengan Betrayer dkk. Dengan attitude bawah tanahnya. Seinakin han semakin gak karuan, saking ban yaknya band band indie Indonesia. Dan era Late 90’s Naviczila, Toilet Sounds, Pure Saturday, Waiting Room, sampe ke era Jakarta Flame sekarang.

Di belahan lain, Klepto Opera mendoktrjn penikmat musik dengan Sickness Performance dan Lyric Dramatic-ya, ataupun Seek Six Sick dengan Experimental Noise Rock-nya. Seringai, The Upstairs, Sajama Cut, TheAdams, dan Sore —yang rutin bermain di gigs DlYmaupun acara-acara anakSMji— sedangkan Purgatory, Fall, Killed By Butterfly, Dagger Stab, Fist of Theraphy, sampai ke Jakarta Flame konstan den gun attitude mereka masing-masing.
Kalau disebutkan satu-satu mungkin gak akan muat ditulis, tetupi mereka semua adalah cermin dan musisi-musisi indie Indonesia masa kini.

The Changcuters, The S.I.G.I.T, dan Vincent Vega pun merupakan gelombang dan Bandung Scene saat mi. Banyak band- band lokal lainnya yang mulai dengan gelombang generasi barn, seperti Bolong, Suck Me, Ballerina’s Killer, Got Id, Alien Sick, Pain Killer, Friday, Sporadic Bliss, People Noid, To Die, Stronger Than Before, Mortal Combat, Morning Calm, dan lain-lain.

Buku mi akan mengulas tentang bagaimana memulai sebuah band indie, bagaimana memilih nama, sound dan karakter yang tepat, merekam lagu-lagu karya sendiri, menduplikasi atau memperbanyak hasil demo rekaman, melakukan promosi dengan murah namun efektif, mendistribusikan dengan jalan memotong prosedur distribusi yang sudah lazim, dan terakhir, bagaimana cara memanajeri sebuab band indie.
Di tengah hiruk-pikuknya bisnis industri musik, semoga buku mi bisa menjadi peta bagi kegairahan jiwa muda untuk terus berkarya, tanpa takut terdikte atau tidak terapresiasi karena secara garis besar buku mi mencoba mengatakan, “Kerjakan sendiri semuanya karena kamu bisa!” Semoga bermanfaat!

DAPATKAN BUKU INI WILAYAH DIY DAN JAWA TENGAH DI:
1. TB. GRAMEDIA
2. TB. TOGA MAS
3. TB. SOCIAL AGENCY
4. TB. SEKAWAN
5. TB, ANDI STAR
6. TB. PERINTIS
7. TB. ALFA MEDIA
8. TB. MERBABU
9. TB. JBB PURWOKERTO
10. TB. GANSEHA
11. OUTLET-OUTLER MUSIK
12. DAN OUTLET TOKO BUKU LAINNYA.

Selasa, 16 Juni 2009

PIANO MASTERPIECE JIL.3





Judul Buku: Piano Masterpiece Jil. 3

Penullis: Yulia Rendra

ISMN: M 801862099

Tebal: 20 hal

Ukuran: F4

Kategori: Musik

Harga: 30.000,-

Penerbit: Bale Chanda Yogyakarta – 0274-7151049, 0274-586496, 081802741964

Distributor: CV. DIANDRA PRIMAMITRA MEDIA

0274-871159, 081578784085, diandramitra@gmail.com


Isi Buku:

1. Nocturne opus.9 no.2 (Chopin)
2. Bukan Cinta Biasa (Afgan)
3. Ave Maria (Bach & Gounod)
4. Nuanda Bening (Vidi Aldiano)
5. Tak Lekang Oleh Waktu (Kerispatih)
6. Selamat Jalan Kekasih (Chrisye)



DAPATKAN BUKU MUSIK DI:

1. TB. GRAMEDIA
2. TB. GUNUNG AGUNG
3. TB. UTAMA
4. TB. TOGA MAS
5. TB. SOCIAL AGENCY
6. TB. KURNIA AGUNG
7. TB. URANUS
8. DLL

MISTERI BEST SELLER OF MANGA


Judul Buku : Misteri Best Seller Of Manga
Penulis : Shikamaru Ola
ISBN : 979-192226-5-9
Tebal Buku : 104 Hal
Ukuran : 12 x 17,5 Cm
Kategori : Komik
Harga : 18.500,-
Penerbit : Sikodoku Press
Distributor : CV. DIANDRA PRIMAMITRA MEDIA
0274-871159, 081578784085, diandramitra@gmail.com


Contents:
Naruto 3

• Apakah Naruto Akan Menjadi 1-lokage ??? 3
• Seperti Apa Kematian Naruto ? 6
• Benarkah Kakashi Mati
• Di Tangan Ketua Akatsuki Pein?? 9
• Mampukah Sasuke Mengalahkan Naruto?? 12
• Benarkah Hokage Keempat Belum Mali??? 16
• Bocoran Cerita Naruto
• Dan Penulis Aslinya Di Jepang 17
One Piece 19
• Bagaimana Jalan Cerita One Piece7 19
• Dimanakah Letak Harta Karun One Piece7 25
• Karakter Para Tokoh Onepiece 26
Death Note 36
• Sinopsis Perbedaan Manga dan Layar Lebar 42
Detective Conan
• Sinopsis
• Versi-versi Detektif Conan .
• Daftar Karakter Dalam Sen Detektif Conan
• Apakah Conan Akan Kembali
• Pada Bentuk Aslinya? 71
• Bleach 7Z
• Seperti Apa Jalan Cerita Bch?
• Seperti Apa Karakter ljaa 1$oh Bleath
• Ichigo Kurosaki
• Kungfu Boy Legends.. 98
• Awal Cerita Kungfu Boy 99
• Kungfu Boy Legends 101

DAPATKAN BUKU INI DI:

1. Toko Buku Gramedia
2. Toko Buku Gunung Agung
3. Toko Buku Utama
4. Toko Buku Karisma
5. Toko Buku Togas Mas
6. Toko Buku Social Agency
7. Toko Buku Uranus
8. dan Toko Buku Terdekat Anda.

Perang Salib & Kebangkitan Kembali Ekonomi Eropa


Judul Buku : Perang Salib & Kebangkitan Kembali Ekonomi Eropa
Penulis : Dr. Ajat Sudrajat
ISBN : 979-19799-3-6
Tebal : 234 hal + iv
Ukuran : 20,5 x 14,5 cm
Kategori : Sejarah
Harga : 45.000,-
Penerbit : Leutika Yogyakarta -0274-880387
Distributor : CV. DIANDRA PRIMAMITRA MEDIA
0274-871159, 081578784085, diandramitra@gmail.com

PENGANTAR
Dunia Islam dan Barat merupakan dua di antara peradaban dunia yang senantiasa menarik untuk diperhatikan. lnteraksi yang melibatkan kedua peradaban ml tidak habis-abisnya mengundang diskusi, sehingga minat untuk mengkajinya pun tidak pernah surut an berhenti. Salah satu di antara daya tarik mengapa kajian itu terus berlangsung adalah danya konflik yang seringkali mengiringi interaksi keduanya.

Secara garis besar, buku ini akan melihat kembali interaksi yang terjadi antara dunia Islam dengan Eropa Kristen, selama kurun waktu berlangsungnya Perang Salib dan implikasinya terhadap perkembangan ekonomi Eropa Kristen. Ketika Perang Salib sedang berlangsung, hubungan perdagangan yang terjadi antara dunia Islam dan Eropa Kristen ternyata tidak pernah berhenti. Hubungan perdagangan ini bahkan telah mengantarkan Eropa Kristen menuju kebangkitan kembali ekonominya.

Berdasarkan dua kenyataan yang kontras mi, yaitu konflik di satu pihak, dan kerjasama di pihak lain, maka kehadiran buku ini bertujuan untuk merekonstruksi interaksi dunia Islam dan Eropa. Melalui rekonstruksi ini, diharapkan akan lahir suatu horizon baru mengenai interaksi antara dunia Islam dan Barat, Yaitu suatu interaksi dalam pengertian yang lebih bersahabat.
Penafsiran kembali mengenal interaksi dunia Islam dan Barat ini diharapkan dapat membantu mengurangi atau jika mungkin menghilangkan rasangka dan kedua belah pihak meskipun untuk yang disebut terakhir sangat sulit terwujud. Penafsiran kembali ini diharapkan dapat menggantikan citra-citra yang dibangun secara timbal balik selama ini. Pendeknya, penafsiran kembali ini dapat menjadikan kedua belah pihak saling bersahabat dan peduli.

Untuk itu penafsiran terhadap interaksi dunia Islam dan Barat harus menghindari teori benturan peradaban seperti yang banyak dilakukan selama ini. Kekaisaran Bizantium dilawan oleh Khilafah Islamiyah, pemerintahan Islam di Spanyol dilawan oleh Kerajaan Kristen, dan Turki Usmani dilawan oleh Eropa. Dalam pengertian yang lebih umum, interaksi sosial, ekonomi, dan politik dunia Kristen Abad Pertengahan dihadapkan dengan dunia Islam. Padahal, demikian menurut Syafi’i Ma’arif, di sela-sela hubungan yang kontras antara dunia Islam dan Barat, tidak jarang kedua belah pihak telah menunjukkan sikap saling mengenal, saling belajar, dan saling memberi dan menerima.

DAPATKAN BUKU INI DI:

1. Toko Buku Gramedia
2. Toko Buku Gunung Agung
3. Toko Buku Utama
4. Toko Buku Karisma
5. Toko Buku Togas Mas
6. Toko Buku Social Agency
7. Toko Buku Uranus
8. dan Toko Buku Terdekat Anda.

Senin, 15 Juni 2009

Akuntansi Itu Ternyata Logis dan Mudah



Judul Buku: Akuntansi Itu Ternyata Logis dan Mudah

Penulis: Dr. Sony Warsono, MAFIS, Akuntan, Arif Darmawan, SE, M. Arsyadi Ridha, SE

ISBN: 978-979-17912-2-9

Tebal: 163 hal + ix

Ukuran: 13 x 18 cm

Harga: 25.000,-

Penerbit: ASGARD CHAPTER

DISTRIBUTOR TUNGGAL:

CV. DIANDRA PRIMAMITRA MEDIA

0274-871159, 081578784085, 088802744623

Email: diandramitra@gmail.com

Kata Pengantar:

Syukur AlhamduIillah kami diberi kekuatan hingga akhirnya mendapatkan pencerahan dalam pemahaman akuntansi, dapat menyelesaikan penulisan buku kecil ini dengan sebaik-baiknya.

Mengerjakan sesuatu dengan cara yang sama tentu akan memperoleh hasil yang sama seperti yang sebelumnya. Untuk itulah maka kami membahas akuntansi dengan cara yang berbeda sehingga dapat mengurai benang kusut pembelajaran akuntansi yang selama ini selalu dihadapi oleh entrepreneurs dan pelajar/mahasiswa.

Berbeda dan buku-buku akuntansi yang sudah ada, buku ini menyodorkan logika akuntansi berdasar logika yang sudah diyakini kebenarannya oleh masyarakat umum. Dengan demikian maka pemahaman akuntansi menjadi sangat mudah karena memang logika tersebut adalah justru logika yang benar dan dapat menjawab banyak topik akuntansi yang selama ini secara sengaja tidak dijawab secara tuntas.

Bagi para pembaca yang menginginkan untuk mempelajari akuntansi secara akademis, buku-buku akuntansi yang telah kami terbitkan merupakan referensi utama untuk Iebih mengenal akuntansi. Atau, pembaca dapat langsung mendiskusikan permasalahan akuntansi yang Anda hadapi dengan kami baik secara temu-muka maupun pemanfaatan teknologi informasi.

Dengan segala keterbatasan kami yang tertuang di buku mi, semoga buku mi bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI

BAB I:

BENARKAH KITA MEMBUTUHKAN AKUNTANSI?

1. Arti Penting Akuntansi, 2
2. Definisi Akuntansi, 3
3. Tiga Pilar Akuntansi, 4
4. Pilar Pertama: Matematika, 5
5. Pilar Kedua: Prinsip-Prinsip, 6
6. Pilar Ketiga: Rancang-Bangun, 7
7. Perusahaan Sebagi Entitas Bisnis, 8
8. Profesi di Bidang Akuntansi, 9

BAB 2:

RAGAIMANAKAH LOGIKA PERSAMAAN AKUNTANSI?

1. PABU: Kesatuan Usaha, 12
2. Jenis-Jenis Transaksi, 13
3. Rasionalitas PDA, 14
4. Definisi Ekuitas, 14
5. Biaya, Pendapatan, dan Laba 16
6. Pengembalian Ekuitas, 17
7. Persamaan Ekstensi Akuntansi (PEA), 17
8. Aplikasi Persamaan Akuntansi, 18

BAB 3:
MENGAPA PENCATATAN
AKUNTANSI BERBASIS AKUN?

1. Hubungan Elemen dan Akun, 26
2. Arti Pentmg & Fungsi Akun, 27
3. Rancang-Bangun Format Akun, 28
4. Nama-Nama Akun, 29
5. Pengklasifikasian Akun, 35
6. Definisi Akun Kontra, 36
7. Aplikasi Pencatatan Berbasis Akun, 37

BAB 4:
BENARKAII TERDAPAT MATEMATIKA
DEBET DAN KREDIT?

1. Apa Itu Sistem Pencatatan Berpasangan?, 44
2. Hubungan Antar Akun, 45
3. Apa Itu Debet Dan Kredit?, 47
4. Matematika Debet dan Kredit, 48
5. Pentingkah Ketentuan Debet Dan Kredit?, 50
6. Aplikasi Ketentuan Debet Dan Kredit, 50

BAB 5:
BAGAIMANA SIKLUS AKUNTANSI? &
APA OUTPUT AKUNTANSI?

1. PABU: Periodisasi, 58
2. Siklus Akuntansi (Gambaran Umum), 59
3. Siklus Akuntansi Perioda Berjalan, 60
4. Siklus Akuntansi Akhir Perioda, 61
5. Laporan Keuangan, 62
6. Laporan Laba/Rugi, 63
7. Laporan Perubahan Ekuitas, 65
8. Neraca (Laporan Posisi Keuangan), 65
9. Laporan Arus Kas 66
10. Hubungan Antar Jenis Laporan Keuangan, 67
11. Hubungan Akun dan Laporan Keuangan, 68

BAB 6:

SIKLUS PERIODA BERJALAN:

PENYIAPAN TRANSAKSI

1. PABU: Unit Moneter, 72
2. Sikius Akuntansi Penoda Berjalan, 72
3. Penyiapan Transaksi: Pengidentifikasian, 73
4. Penyiapan Transaksi:. Pengukuran, 75
5. Dua Jenis Pengukuran, 76

BAB 7:

SIKLUS PERIODA BERJALAN:

PENCATATAN TRANSAKSI

1. Penjurnalan Berbasis Sistem Pencatatan Berpasangan, 84
2. Fungsi Penjurnalan, 84
3. Informasi Pokok Di Penjurnalan, 85
4. Buku Jurnal, 86
5. Hubungan Penjurnalan Dan Bukti Transaksi, 87
6. Langkah-Langkah Penjurnalan, 88
7. Fungsi Pemindah-Bukuan, 89
8. Apa Itu Buku Besar?, 89
9. Jenis-Jenis Buku Besar, 90
10. Hubungan Buku Besar Dan Akun, 91
11. Akun Format T (T-Account), 91
12. Pencatatan Di Buku Besar Pembantu, 92
13. Langkah-Langkah Pemindah-Bukuan, 93
14. Aplikasi Penjurnalan Dan Pemindah-Bukuan, 94

BAB 8:

SIKLUS AKHIR PERIODA

1. Sikius Akuntansi Akhir Perioda, 102
2. Penghitungan Saldo Akun, 103
3. Daftar Saldo Sebelum Penyesuaian, 104
4. Pencatatan Penyesuai, 106
5. Daftar Saldo Setelah Penyesuaian, 116
6. Penyusunan Laporan Laba/Rugi, 118
7. Pencatatan Penutup, 119
8. Penyusunan Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, Dan Laporan Arus Kas, 124
9. Pencatatan Pembalik, 129
10. Kesimpulan, 133

BAB 9:

PERLUKAH NERACA LAJUR?

1. Apa Itu Neraca lajur?, 136
2. Haruskah Neraca Lajur Digunakan?,
3. Penyiapan Neraca Lajur, 137
4. Penggunaan Neraca Lajur, 137
5. Kerentanan Neraca Lajur 10 Kolom,

BAB 10:

BAGAIMANAKAH AKUNTANSI DI PERUSAHAAN

DAGANG & PERUSAHAAN MANUFAKTUR?

1. Jenis-Jenis Perusahaan, 146
2. Ketentuan-Ketentuan Bisnis Yang Berlaku, 147
3. Akuntansi Di Perusahaan Dagang 150
4. Akuntansi Di Perusahaan Manufaktur, 154
5. Penyusunan Laporan Keuangan, 159

DAFTAR PUSTAKA KATALOG BUKU

DAPATKAN BUKU INI DI:


1. Toko Buku Gramedia
2. Toko Buku Gunung Agung
3. Toko Buku Utama
4. Toko Buku Karisma
5. Toko Buku Togas Mas
6. Toko Buku Social Agency
7. Toko Buku Uranus
8. dan Toko Buku Terdekat Anda.

Berhala Itu Bernama Budaya Pop



Judul Buku: Berhala Itu Bernama Budaya Pop
Penulis: Ridho “Bukan” Rhoma
ISBN: 978-979-19799-2-4
Tebal: 92 hal + x
Ukuran: 21 x 14,5 cm
Harga: 27.500,-
Penerbit: Leutika Yogyakarta
Distributor Tunggal:
CV. DIANDRA PRIMAMITRA MEDIA
0274-871159, 081578784085, diandramedia@gmail.com

CUAP-CUAP PENULIS:
Pertama-tama dan yang paling utama serta tidak akan lama-lama. Para hadirin dan hadirat. Pak Amin dan Pak Amat. Baik yang sudah kawin maupun yang belom sunat. Juga para pembaca yang sukanya mangap (huwaaaa). Saya ingin mengucapkan sepatah, dua patah, hingga kata-kata saya bisa membuat goyang patah-patah. Annisa Bahar pun kalah, apalagi Inul dan yang sealiran darah, dalam sambutan ini. Kita dilarang begadang, begadang sih boleh saja, asal ada manfaatnya. Demikian kata ayah saya, Pak Haji “Bukan” Rhoma.

Gak berpanjang lebar. Karena kalau panjang-panjang kasian para ibu dan kalau lebar-lebar kasian para bapak. Halah, ngomong opo iki. Yups, singkat aja. Berbicara tentang budaya pop, maka tak lain kita sedang membicarakan tentang budaya yang sedang ngepop alias sedang in di sekitar kita. So, jelas banyak dong. Di tengah arus yang serba ngepop ini, tentu kita sadar bahwa kita telah dihipnotis oleh berbagai rayuan sehingga menghilangkan kesadaran kita sebagai manusia.

Kita jangan mau dikendalikan oleh budaya yang sebenarnya buatan manusia sendiri, sehingga terkadang kita menjadikannya sebagai berhala baru yang disembah-sembah. Kita harus bangun dan dunia yang meninabobokan kita, dunia khayal yang memberikan mimpi-mimpi mbelgedes. Apa itu mimpi-mimpi mbelgedes? Semuanya ada di buku ini.

Karya ini dipersembahkan buat mereka yang suka memlototi tivi tanpa henti. Buat mereka yang suka maenan HP (dengan segala merknya). Buat mereka yang gandrung ngegame. Buat mereka yang suka nongkrong di mall and cafe (asal nggak di WC aja. Bau cing). Buat para cewek (khususnya) yang suka banget ama fesyen. Buat gadis-gadis yang suka bersolek dan berdandan abis akibat korban produk-produk kosmetik. Buat para user atau netters. Serta buat mereka yang doyan googling dan yang kecanduan ma facebook. Selamat berteman dengan berhala baru itu yaw...

Buku ini gado-gado. Ada kacang, tahu, wortel, tempe, dan telur. Satu porsi lima rebu, pesen gak? (hus, ngawur). Maksudnya, kadang lucu, wagu, ato serius buanget (tapi banyak seriusnya ding). So, buku mi terbuka untuk diapakan saja, asal jangan dibuang (kasian yang nulis, hi, hi, hi...). Dibaca keseluruhan (excelent). Dibaca beberapa bab saja (guuuuud). Hanya membaca daftar isi atau pengantarnya (sip wae lah, no comment). Atau sekedar membaca judul buku di sampulnya (monggo wes). Nggak ada yang melarang. Oh ya, thanks a lot buat Mas Eko Prasetyo yang udah kasih kata pengantar.

Ridho”Bukan” Rhoma
Wirobrajan, akhir April 2009



Kata Pengantar:
Eko Prasetyo *)

Penyesalan untuk hal -hal yang kita lakukan bisa semakin berkurang dengan
berlalunya waktu;penyesalan untuk hal-hal yang tidakkita lakukan itulah yang
tidak bisa dihibur (Sdneyi Hans).

Dua gadis remaja menjemput saya. Dengan kendaraan Nissan Terrano mereka membawa saya ke sebuah panggung. Letaknya di muka halaman sekolah. Pagi itu mereka meminta saya untuk berbicara soal kuliah. Ini anak-anak yang sebentar lagi lulus. Semua anak kelas 3 SMU. Kaya, pintar, dan bersinar. Mereka memiliki segalanya. Sekolah yang komplit fasilitas. Orang tua yang tidak enggan mengeluarkan ongkos berapapun. Hari depan seakan mereka genggam erat. Mereka tahu tak ada yang bisa mengenyahkan mimpi yang sudah terajut rapi itu. Di muka panggung saya menyaksikan kampus-kampus yang mengiklankan diri. Kampus itu menjajakan diri untuk ditawar. Anak-anak manja, manis, dan segar itu saya lihat hanya mengintip sekadarnya. Stand kampus itu diisi dengan sebuah meja, penjaga, dan pajangan foto. Beberapa membawa majalah yang bersemangatkan pencarian siswa. Janggal, tak menarik dan mungkin juga tidak memikat. Kampus ini tak tahu kalau mereka kini berhadapan dengan generasi yang tak butuh janji. Anak-anak muda yang dipintarkan oleh google, dihibur dengan sajian film Twilght, dan dimanjakan oleh Mall. Sekolah, kampus, dan tempat ibadah seperti museum yang sesekali saja mereka kunjungi.

Sekolah seperti rumah yang mengekalkan kebiasaan. Tempat ibadah menjadi pelarian paling menyenangkan. Dan kampus hanya lahan untuk mematut diri. Ketiganya itu kini dengan mudah beradaptasi dengan tuntutan yang serba cepat, praktis, dan menyenangkan. Andai kita saksikan sekolah tampak kalau mereka begitu menjaga kenyamanan siswa. Beberapa sekolah menyediakan fasilitas dan kegiatan yang berlebihan. Pacuan kuda, konser musik, atau wisata ke luar negeri. Malahan ada kampus yang mendirikan restoran yang memuat semua masakan dunia. Begitu pula dengan tempat ibadah: pelatihan baca Qur’an singkat atau training sholat khusyu’ hingga menikah usia di. Kecepatan, kepraktisan, dan efisiensi adalah roh budaya pop. Budaya yang muncul dan rahim ekonomi neoliberalisme. Sebuah sistem yang amat memuja kemudaan, temuan baru dengan semangat siap pakai. Disana berlaku hukum: Apa yang kamu pakai akan menunjukkan dimana posisi kelasmu. Sama halnya dengan kredo yang bunyinya nyiyir: dimana kamu sekolah disanalah masa depanmu ditentukan.

Agaknya Ridho berada dalam pinggiran budaya in Sekolahnya saja di lAIN. Kampus yang kita tahu paras dan penampilan mahasiswanya. Merubah diri dengan nama UIN tak membuat kampus ini jadi magnet kaum muda borjuis, liberal, dan mapan. Pilihan mereka masih seputar: UI, ITB, UGM. Kemudian ia aktif di Ikatan Remaja Muhammadiyah yang kini berubah jadi 1PM. Sarang gerakan yang memang jauh lebih progresif, militan, dan mendobrak ketimbang organisasi sejenisnya, seperti: pramuka. Dan Ia bertempat tinggal di Yogyakarta. Kota yang dibanjiri oleh pelajar dan aktivitas modal. Di dekat kampus UIN bertengger mall-mall yang berlomba discount harga. Dikelilingi situasi itulah pembentukan identitas sosial begitu rentan. Kepemilikan memang jadi dasar identitas, di samping kemampuan bahasa dan kepemilikan simbol-simbol kultural. Ridho seperti anak muda Iainya, berusaha untuk menegaskan identitas sembari menggapai serta menegaskan posisi. Baik sebagai seorang sarjana, aktivis, maupun seorang pria. Buku ini salah satu cara dirinya menyatakan din.

Ditulis dengan bahasa renyah, segar, dan sederhana buku mi mengutarakan kegelisahan. Perjumpaannya dengan Handphone, Tivi, Game, Google, Cafe, Facebook, atau Chatting melalui internet adalah luapan pengalaman yang dimaknai dan ditafsirkan dalam benak posisi serta kepentingannya. Benaknya memendam rasa yang bercampur-campur: senang, kesal sekaligus mengejutkan. Ridho mungkin tak terlampau geram tapi menikmati sekaligus sedikit gelisah. Geliat itu yang beredar melalui tulisan-tulisannya. Ia membungkus semua yang dilihat dengan bahasa kesangsian yang polos, lugu, dan bersemangat bertanya. Ridho memang tak mengusut dan mana datangnya budaya pop, akarnya dan siapa, dan bekerja mengikuti logika macam apa. Yang dibayangkannya tetap sebuah gairah sekaligus gelisah. Kumandangnya dalam tiaptulisan hanya isyarat ringan dan tidak pedih. Ridho tak menemukan korban dan tertumbuk pada aparatus budaya pop. Ia hanya ingin mencoba kembali, memberi peningatan akan kekuatan sugestif budaya mi.

Agnesivitas budaya pop mi dilambangkan dengan energik oleh media. Kuasa media yang dengan mahir menciptakan kisah, tokoh sekaligus monumen tentang apa yang sudah mereka kerjakan. Landasan untuk berkuasanya budaya pop yang memang selalu berpatokan: cepat, dangkal, dan massal. Lihatlah film-film honor Indonesia yang tidak menakutkan tapi menguatirkan akal sehat. Sama halnya dengan semangat patriarki yang melandasi semua adegan sinetron. Seperti sebuah kota mati maka budaya pop menangguk massa potensial. Mereka pasrah, ikut, dan terendam di dalamnya. Mereka mempunyai umat yang muda, agresif, dan bergaya kota. Saksikan saja bagaimana potongan baju modis yang kini dikenakan oleh anak kota hingga pedusunan. Juga Indomaret dan Alfamart yang mengisi samping dan depan sawah. Atau pertumbuhan salon kecantikan yang memberi menu SPA hingga kiat membersihkan jerawat. Ringkasnya desa dan kota tak lagi dibedakan oleh tata rias tapi ‘derajat dan kedalaman’ eksploitasi kapital. Sebuah eksploitasi yang menggairahkan karena semua orang merasa dilibatkan dan ikut serta dalam pekan raya budaya pop ini.

Jika begitu maka tulisan ini jangan dihakimi sebaga ilmiah, feature, atau essai.Tulisan ini adalah bentuk perayaan itu sendiri. Ridho meski agak geram tapi juga begitu menikmati. Saksikan tulisannya tentang facebook. Jaring pertemanan yang sejarahnya begitu dikuasai melebihi. pengetahuannya tentang hari lahir RA Kartini. Begitu pula mengenai televisi. Budaya tonton yang sekarang ml hendak dimatikan. Semangat menarik karena IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) punya kampanye mengenai matikan TV. Karenanya tulisan mi adalah keterlibatani yang intens budaya pop. Diam-diam kita merayakan, mengamini, dan mencangkokkan diri kesana. Bukan sebuah kekeliruan.Tidak sesuatu yang sesat. Hanya itu salah satu kecanggihan budaya pop menusuk kita semua. Dan tampaknya kita selalu punya kesernpatan untuk mensiasati. Kita punya banyak ruang untuk menegoisasi. Ridho dalam tulisannya itu berusaha untuk mentoleransi sekaligus berusaha untuk melawan, mencari ruang, dan menggariskan peran yang bisa dilakukan.

Sebagal penutup, buku ini memang sangat unik dan menarik. Ridho seperti biasanya memprovokasi kita untuk percaya jika budaya pop bukan sesuatu yang ‘tamat’ begitu saja. Ada pergolakan, tankmenarik, dan semangat untuk tidak mau takiuk. Tulisan ini kemudian seperti sebuah perayaan kembati. Disegarkan ingatan kita atas lubang-lubang kepercayaan atas budaya pop. Kita tak bisa menghindar, tak mampu bersembunyi tapi bisa bersiasat. Karenanya tulisannya begitu mendidih. Walau agak ringan, lompatannya untuk menelaah benih-benih budaya pop telah menyadarkan kita akan ancamannya

Jadi, buku ini memang menarik untuk tidak sekadar dibaca, tapi menjadi renungan. Sebuah renungan yang akan membangunkan kita bahwa ‘nalar dan kesadaran’ kritis memang tak mudah ditidurkan begitu saja. Ridho memancing kita untuk mengusut keyakinan kita. Nyatanya hidup dalam budaya pop tak sekadar disiasati tapi juga butuh perlawanan tangguh. Ridho membeni bukti bagaimana budaya pop itu dihidupkan, dikhianatj, dan diterjang. Ia menjadi salah satu sosok muda yang berusaha untuk membaca dengan ‘tafsir baru’atas budaya pop. Selamat membaca.

Yogyakarta, 10 Mei 2009

Dapatkan Buku Ini di:

1. Toko Buku Gramedia
2. Toko Buku Gunung Agung
3. Toko Buku Utama
4. Toko Buku Karisma
5. Toko Buku Togas Mas
6. Toko Buku Social Agency
7. Toko Buku Uranus
8. dan Toko Buku Terdekat Anda.