Sabtu, 19 Desember 2009

FILOSOFI WAHYU KERATON (Rahasia Dibalik Cerita, Simbolis, & Lembang Keraton Jawa)


JUDUL BUKU: FILOSOFI WAHYU KERATON (Rahasia Dibalik Cerita, Simbolis, & Lembang Keraton Jawa)

PENERBITl: SAHABAT

PENULIS : AM. HADISIWAYA

ISBN: 979-029-281-3

TEBAL: xii + 304 HAL

UKURAN: 15 X 20.5 CM

HARGA: 49.000,-

KATEGORI: FILSAFAT/SEJARAH/SOSIAL

TAHUN TERBIT: NOVEMBER, 2009

DISTRIBUTOR TUNGGAL:

CV. DIANDRA PRIMAMITRA MEDIA

0274-871159, 021-8508801, 031-5928869, 088802844621, 088802844622, 088802844623, 088802844624

Email: diandramitra@gmail.com

Sinopsis:

Filosofi Wahyu Keraton ini berisi ungkapan rahasia dibalik cerita, simblois, dan lambang Keraton jawa. Diwarnai cerita tutur dan cariyos-cariyos zaman dahulu, sejak Prabu Dewata Cengkar yang konon menurunkan raja-raja di tanah Jawa. Dalam kaitan suksesi Keraton Solo yang berkepanjangan hingga lima tahun berjalan oleh dua raja yang bergelar Paku Buwono XIII dan kisah terbukanya cerminan “Serat Damarwulan” yang disusun kembali oleh Sunan Bonang untuk kepentingan Pangeran Puger, kelal bergelar Paku Buwono I.

Tentang apa dan bagimana kisah tokoh “Darmawulan’ di Keraton Solo pascamangkatnya Paku Buwono XII (2004), serta apakah terkait dengan arti yang tersirat dalam lambang keraton itu? Mungkinkah wahyu keraton itu masih ada di antara para kerabat, tetapi tidak berada pada loingkugnan dua raja pemangku budaya sekarang? Mungkinkah masih berada pada sumbernya di lingkungan keturunan Paku Buwono X yang juga menyandang gelar Putra Mahkota?

Dikabarkan pula, bahwa benda-benda pusaka Keraton Solo itu hilang, entah mengapa bisa terjadi. Saat ini Keraton Solo mungkin harus bercermin diri, karena sesungguhnya Paku Buwono XII juga berharap menjadi “Sinuwuj Wekasan”. Apa wahyu Keraton Solo juga ikut hilang bersamaan dengan itu? Apakah bisa dicari dan dibuktikan benda pusaka pemedang kewenangan itu?

Buku ini merupakan hasil kajian Filosofis terkait lambang keraton Jawa, yang berisi konsep “Ratu-Binathara” dan bersumber atas kitab “Jitabsara” yang menyinggung Wahyu Keraton. Adanya tutur “Wahyu Kelapa” Kyai Ageng Pemanahan dan Kyai Ageng Giring, juga peran Kyai Ageng Sela sebagai leluluhur raja-raja Mataram, serta bersumber pula atas Wahyu Keraton Majapahit. Telaah buku ini belum pernah di publikasikan, karenanya menjadi pembuka tabir utama rahasia Wahyu Keraton yang biasanya hanya disandang oleh seorang Putra Mahkota.

DAPATKAN BUKU INI DI TOKO BUKU TERDEKAT, SEPERTI GRAMEDIA, GUNUNG AGUNG, UTAMA/BOOKS CITY, TOGA MAS, SOCIAL AGENCY, URANUS DLL

Tidak ada komentar: